Kabarmancing.com, Yogyakarta – Namanya Listiana. Wanita kelahiran Desember 1976 yang tinggal di Sleman, Yogyakarta ini memang maniak mancing. Kepada kabarmancing.com ia pun menceritakan mengapa ia suka mancing. “Sejak kecil saya akrab dengan sungai, kolam dan sawah karena lahir di desa dikelilingi persawahan dan banyak sungai atau kali kecil. Saya menghabiskan waktu sepulang sekolah main di sawah atau di kali mencari ikan. Cara menangkap ikannya masih sederhana dengan tangan kosong atau jaring dibuat sendiri dari bekas kain kelambu. Tapi sekarang menangkap ikannya dengan alat pancing,” ujarnya sambil tersenyum mengingat kenangan saat itu
Ya, lanjut Listiana, saat kecil selain ke sawah dan kali ia juga sering main ke tempat saudara yang punya kolam dan meminjam alat pancing sederhana dari bilah bambu diberi seutas senar, dipasangi hook dan umpannya cacing. Dengan alat seadanya itu ia berhasil strike ikan nila. Semenjak itulah ia jadi ketagihan mancing. Apalagi katanya, Dino sang suami juga punya hobi sama. Ya, suami istri ini memang maniak sekali mancing.
Seiring berjalannya waktu, Listiana lebih memilih memancing dengan unsur tantangan dan petualangan di alam liar. Di alam liar ujarnya, ikan lebih agresif dan perlawanan saat dipancing lebih brutal dan bikin ketagihan. “Saya suka wild fishing. Dengan wild fishing saya dapat meng ’explore’ spot-spot baru yang mungkin masih banyak ikan-ikan besar. Saya puas jika strike dan landed ikan hampala dan gabus. Saya biasa mancing di sungai, rawa, muara, dan surf fishing bersama suami, tapi adakalanya saya memancing bersama komunitas dan teman-teman angler lainnya,” jelasnya.
Pendiri JAL
Kenangnya ketika itu pertama kali merasakan srike saat mancing ikan hampala yang cukup besar, panjangnya 40 cm, dan landed ikan gabus panjangnya sekitar 45 cm. Sampai saat ini ia masih terkenang saat-saat mendebarkan waktu fight sama hampala, ikan yang kuat tenaganya. Listiana kerap memancing di sungai-sungai sekitaran Jogja jika targetnya hampala, terus di rawa kalau targetnya gabus, kadangkala jika ada waktu yang cukup longgar ia lakoni mancing pasiran di sepanjang pantai laut selatan Jogja seperti Depok, Samas, Parangkusumo, Pandansari dan lainnya.
“Di dunia mancing saya mendapatkan segalanya. Kepuasan, banyak teman dan sahabat, peluang bisnis, ilmu pengetahuan (mengetahui beragam macam ikan, cara mencintai alam, cara melestarikan ikan) dan jadi lebih kreatif (membuat alat pancing dan umpan sendiri atau handmade), dan saya juga belajar tentang kesabaran. Selain itu saya juga sangat senang dengan perkembangan dunia mancing yang sangat pesat terutama kian banyaknya lady angler sehingga sekarang pemancing wanita tidak lagi dipandang sebelah mata. Bagi saya mancing adalah kepuasan pribadi, dan saya tidak mau terjebak dan ikut campur dalam polemik dan perdebatan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan mancing,” jelasnya dengan tegas.
Bagi Listiana filosofi mancing itu ialah jika kita tidak pernah merasakan boncos, maka kita tidak akan tahu nikmatnya landed. “Seperti kita ketahui dalam memancing tak selamanya kita mendapatkan ikan terus, ada kalanya tidak mendapat sambaran sama sekali atau lebih nge’trend’nya boncos. Tapi jika kita pernah mengalami kegagalan dalam mendapatkan ikan kita akan jadi lebih menghargai walau pun hanya mendapatkan ikan kecil. Karena kepuasan tidak di tentukan hasil pancingannya tapi lebih ke prosesnya.Seperti halnya dalam kehidupan ini, jika kita tidak pernah merasakan susahnya berjuang, maka kita pun tidak akan pernah bisa menghargai proses dan hasil dari perjuangan itu sendiri,” tambahnya dengan diplomatis
Saking maniak mancing, kini ia ikut gabung dalam beberapa grup atau komunitas memancing di facebook, salah satunya Ladies Angler Community (LA.COM). Ia juga mendirikan komunitas memancing khusus wanita yang diberi nama Jogja Angler Ladies atau disingkat JAL yang beranggotakan sekitar 50 orang. “Sudah banyak kegiatan kami lakukan saat ini, antara lain bergabung dengan grup mancing lain dalam acara mancing bareng, kerja bakti, pengumpulan dana, tebar benih, dan lainnya,” imbuhnya kepada kabarmancing.com
Ya, saat ini grup JAL mulai diperhitungkan di dunia pemancingan khususnya di Jogjakarta sebagai sebuah grup yang anggotanya benar-benar pemancing dan peduli akan kelestarian alam.(rambe/foto:dok.listiana)
Related Posts
Stefanus Susanto : Selain Essen Diva, Karya Lainnya Replika Makanan, 99% Mirip Aslinya
Keiza : “Umur 4 Tahun Saya Diajarin Mancing Sama Ayah”
Alvin Bona Maulana : Usianya 11 Tahun, Sering Juara & Pernah Strike 12 Kg Up
dr. Rynaldy Joesman Sp.B : Dokter Spesialis Bedah yang Suka Mancing
Henny Muljani : Dulunya Ngga Suka Mancing, Sekarang Ogah Pulang Kalo Belum Strike
No Responses