Kabarmancing.com, Cirebon – Di Indonesia terutama di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, sebagian Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, ikan kakap putih memiliki daya tarik dan kedudukan yang sangat istimewa di mata para pemancing sungai dan pantai. Keberadaan ikan ini bak magnet raksasa, mampu menjadi pusat perhatian dan menarik minat para pemancing untuk memburunya. Padahal masih banyak jenis ikan kakap atau jenis ikan laut lain yang juga layak dan tidak kalah sensasionalnya untuk diburu.
Mungkin, hanya jenis ikan billfish (berparuh), GT (Giant Travelly), tuna, tenggiri atau lemadang saja yang mampu menyaingi atau menyamai daya tarik dan keistimewaan kakap putih ini. Di masyarakat luas kakap putih lebih dikenal hanya dengan sebutan kakap saja. Sedang bagi kalangan pemancing di berbagai daerah, ikan ini memiliki banyak sebutan yang disesuaikan dengan bobot dan ukurannya. Contohnya :
- Untuk ikan kakap putih ukuran sampai 0,5 kg disebut dengan Cabik.
- Ukuran 0,5 – 1 kg disebut Pelik.
- Ukuran 1 – 3 kg disebut Pelak.
- Ukuran diatas 3 kg barulah disebut sebagai Kakap.
Khusus perihal sebutan/nama bagi kakap putih ini, tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki sebutan tersendiri seperti petehan, tetehan, pica-pica, talungsar, cateh, kaca-kaca, sumasi, pelak dan sebagainya. Sedang diluar Perairan Indonesia dikenal dengan nama barramundi, white sea bass, sea bass, giant perch dan banyak lagi.
Namun sayangnya, meskipun nama ikan ini sudah sangat popular di masyarakat tapi masih banyak orang yang belum mengetahui/memahami secara jelas bentuk spesies ikan ini seutuhnya. Apa lagi jika sudah berada di pasar tradisional, ibarat pepatah “Lain yang disebut lain yang ditunjuk – lain yang dimaksud lain yang didapat atau Lain yang dibeli lain pula yang diberikan“ artinya, diantara pedagang dan pembeli ikan tidak sepaham tentang jenis ikan kakap yang dimaksud. Akibatnya, banyak konsumen ikan yang merasa kecewa. Hal ini wajar terjadi, mengingat tidak semua orang termasuk nelayan dan pedagang ikan yang memahami tentang biologi ikan dengan baik.
Daya tarik
Ikan kakap putih tergolong hewan carnivora (pemakan daging), yang memakan berbagai jenis hewan yang hidup di perairan seperti ikan-ikan kecil, udang-udangan (krutasea) dan Zooplankton.
Aktifitas ikan ini berjalan di semua waktu baik pagi, siang, sore maupun malam hari, berbarengan dengan pergerakan pasang surut air. Ikan ini memiliki kebiasaan menyusuri seluruh area perairan baik itu di permukaan, di pertengahan maupun di dasar perairan.
Kakap putih muda selalu bergerak aktif dalam mencari mangsa, sedang kakap putih dewasa kadang hanya berdiam diri sepanjang hari untuk menanti datangnya mangsa, dimana setelah berada dekat dengan jangkauannya mangsa tersebut langsung disergap dan ditelannya.
Menilik pada sifat dan kebiasaannya tersebut diatas, maka tidak mengherankan jika kakap putih selalu menjadi incaran para pemancing. Sebagai satwa buruan istimewa dan target buruan utama para pemancing, kakap putih dikenal dengan perlawanannya yang tangguh saat terpancing. Besutan (tarikannya) dan lompatannya yang spektakuler baik saat berontak untuk melepaskan diri dari kail maupun saat memburu mangsanya, merupakan daya tarik yang luar biasa mengagumkan. Daya tahan hidupnya beberapa jam setelah terpancing pun sangat hebat, sehingga dapat dibawa pulang dalam kondisi hidup untuk dijadikan ikan peliharaan di kolam/akuarium (dengan catatan tidak dibawa dengan cara digantung) atau pun dijual sebagai sajian kuliner bertarif tinggi.
Tapi selain itu, ternyata kakap putih juga mampu melahirkan beragam mitos di masyarakat seperti kakap prada (kakap emas atau kakap keramat) yang akhirnya menjadi cerita legenda dan sampai kini masih dipercaya oleh sebagian besar pemancing sungai dan pantai. Contoh, adanya pemancing yang mendapat ikan dengan jumlah tak terduga setelah melihat kakap prada ini, atau ada pemancing yang sakit/meninggal setelah mengabaikan isyarat munculnya ikan ini di hadapan pemancing, dan masih banyak lagi cerita-cerita mistis lainnya.
Biologi kakap putih
Secara biologis, kakap putih yang kita kenal umumnya adalah spesies Lates calcaliferdari suku Centropomidae. Ikan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Bentuk badannya memanjang (oval) dan agak pipih.
- Bagian ke arah belakang kepala meninggi, dan ke arah depan tirus (menukik)
- Rahangnya sampai ke bagian belakang mata, dengan rahang bawah sedikit menonjol ke depan.
- Sirip punggungnya berjari-jari keras-kuat dan kaku (mengeras dan liat).
- Duri antara sirip punggung depan dan belakang nyaris terpisah.
- Pada sirip punggung depan terdapat 7 buah jari-jari dan sirip punggung belakang 13 jari-jari serta 1 jari-jari keras pada punggung belakang. Selebihnya adalah 9-15 sirip lunak, 3 jari-jari keras sirip dubur dan 6-17 sirip lunak.
- Sirip ekor membulat dan bersisik Ktenoid.
- Pada usia 1-3 bulan berwarna gelap lalu menjadi terang diusia 3-5 bulan, kemudian warnanya berubah perak keabu-abuan atau biru kehijauan saat sudah dewasa.
- Bobotnya dapat mencapai lebih dari 25 kg, dengan panjang lebih dari 170 cm.
Di Indonesia, selain dari spesies Lates Calcalifer juga terdapat ikan kakap dari spesies lain yakni Psammoperca Waigiensis, atau lebih sering disebut sebagai kakap mata kucing. Sepintas kedua jenis kakap ini terlihat mirip/sama, meski genus-nya berbeda. Tapi jika diamati dengan cermat, maka pada kakap mata kucing ini akan tampak perbedaannya yakni :
- Memiliki mata yang lebih besar disbanding dari jenis Lates calcalifer.
- Rahangnya hanya sampai ke garis tengah mata.
- Badan yang cenderung lebih gemuk.
- Sirip dan badannya berwarna kecoklatan dengan refleksi warna perak pada bagian perut dan kepala.
- Rahang atas dan bawah cenderung rata (sejajar).
Habitat dan penyebaran
Ikan kakap putih memiliki habitat yang sangat luas, mulai di laut, perairan payau sampai sungai-sungai dengan salinitas (kadar garam) rendah atau air tawar. Ikan ini juga dikenal sebagai satu-satunya jenis ikan yang memiliki toleransi luas terhadap perubahan kondisi air, karenanya selain di laut ikan ini juga dapat ditemukan di area pertambakan ikan bandeng/udang tepi pantai, muara-muara sungai berair payau sampai ke hulu sungai yang berair tawar.
Sebagai ikan buruan terbesar di air payau dekat muara sungai dan di sungai-sungai bersalinitas rendah, saat terjadi banjir di sungai, kakap putih akan meninggalkan habitat lamanya menuju ke habitat baru di laut dan akan kembali saat banjir mereda dan air kembali jernih.
Dengan sifatnya yang gemar berpindah-pindah tempat mengikuti arus pasang surut, kualitas dan kejernihan air serta tempat yang banyak dihuni oleh ikan-ikan mangsanya, ikan ini dapat dijumpai di banyak lokasi seperti kaki-kaki/pilar jembatan, pintu air bendungan, krib/tiang pancang pencegah erosi, bronjong batu, tonggak-tonggak bambu atau kayu alami/buatan, bangkai perahu/kapal tenggelam, pertemuan anak sungai, akar-akar pohon bakau, rumpon kerang hijau, runtuhan dermaga dan banyak lagi.
Di dalam negeri, kakap putih dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah Perairan Indonesia, sedang diluar Perairan Indonesia, kakap putih juga dapat ditemukan di Filipina, Thailand, Kamboja, Malaysia, PNG, Australia, China Selatan, Vietnam, Oman, Srilanka, Bangladesh dan Pakistan.
Jenis-jenis ikan kakap (klasifikasi dan morfologi)
Perairan Indonesia dikenal memiliki banyak jenis ikan kakap. Namun dari sekian banyak jenis yang ada, hanya 3 suku saja dikenal yakni Lutjanidae, Labotidae dan Centropomidae. Ketiga suku kakap tersebut diatas hidup dan berkembang biak pada habitat yang berbeda-beda. Untuk mengetahui serta membandingkan antara kakap putih dengan jenis-jenis kakap lainnya yang termasuk kedalam tiga suku tersebut, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Lutjanidae (Kakap Laut) : Golongan ikan kakap yang hanya (dapat) hidup di laut, dan termasuk ke dalam yaitu :
- Filum : Chordata
- Klass : Pisces
- Ordo : Percomorphi
- Family : Lutjanidae
- Genus : Lutjanus
- Spesies : Lutjanus Argentimaculatus (brambangan/bangbangan/ kakap tambak), L.Javus (ikan gaca), L.Erythropterus (ikan merah/kakap merah), L.Johni (jenaha), L.Fulfiflamina (ikan tanda-tanda), L.Decussatus (ikan cocilassaro), L.Quingelinearis (ikan borara).
2. Labotidae (Kakap Laut – Payau) : Golongan ikan kakap yang selain hidup di laut juga hidup di air payau, dan termasuk ke dalam :
- Filum : Chordata
- Klas : Pisces
- Ordo : Percomorphi
- Family : Labotidae
- Genus : Labote
- Spesies : Labotes Surinamensis (kakap batu/beluk)
3. Centropomidae (Kakap Laut – Payau – Air Tawar) : Golongan ikan kakap, yang selain dapat hidup di laut juga hidup di air payau dan air tawar yakni : kakap putih, topik dalam tulisan ini. Ikan ini termasuk ke dalam :
- Filum : Chordata
- Klass : Pisces
- Ordo : Percomorphi
- Family : Centropomidae
- Genus : Lates
- Spesies : Lates Calcalifer (kakap putih).(m.iskandar.z-cirebon/foto:dok.iskandar-istimewa)
Related Posts
Lemadang : Siapkan Diri Untuk Bertarung Sengit Dengannya
Gabus : Bisa Ditemui di Danau, Rawa, Sungai, Saluran Air Hingga Sawah
Hampala : Bisa Bikin Patah Kail, Ada Baiknya Pagi & Sore Mancing Hampala
Baung : Tarikannya Kuat, Sebaiknya Mancing Ikan Ini di Malam Hari
Arapaima Gigas : Kian Menyusut, Monster Fish yang Sering Dipancing
Paypal Hack 2018 (How to hack paypal for free) android iosMarch 16, 2018 at 9:24 am
I must say, as a lot as I enjoyed reading what you had to say, I couldnt help but lose interest after a while.
Pharrell Williams x adidas NMD Human Race Collection Equipment Yellow Black Footwear WhiteJuly 12, 2018 at 9:00 pm
Spot on with this write-up, I truly assume this web site needs much more consideration. I抣l in all probability be again to learn way more, thanks for that info.
thầu xây dựngApril 9, 2022 at 4:46 am
wonderful issues altogether, you simply received a emblem
new reader. What might you recommend in regards to your publish that you just made some days in the past?
Any positive?