Kepulauan Seribu – Mancing di bulan puasa membutuhkan tenaga ekstra. Ya, selain menahan rasa lapar dan haus, juga tenaga yang dikeluarkan ketika trip mancing laut pun akan terkuras. Namun saat mendapatkan ikan yang kita harapkan dengan bobot besar justru rasa capai, dahaga dan lapar hilang begitu saja terbayar dengan hasil didapat.
Itulah yang dilakoni keluarga Darwisi Kemis yang membawa serta istri, Detty, dan kedua anaknya Ekky dan Maya. Keluarga asal Palembang ini kebetulan sedang berlibur di Jakarta. Kesempatan libur inilah oleh Darwisi mengajak keluarganya mancing di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Trip hari Sabtu, 12 Juli 2014 ini berjalan setengah hari untuk mengisi liburan akhir pekan. Darwisi dan keluarga berangkat dari rumah pukul 04.20 WIB seusai Sahur menuju Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang dan tiba di Tanjung Pasir pukul 05.30 pagi, selanjutnya segala perlengkapan mancing dimasukkan ke dalam kapal yang dibantu ABK.
Pukul 06.00 trip dimulai. Ada 3 ABK yang ikut diantaranya, Luki, Aris dan Seban yang semuanya masih ada hubungan keluarga dengan Awang selaku nakhoda kapal. Butuh waktu 1 jam untuk menuju spot pertama lokasi Rumpon Beca dengan menggunakan Kapal M3 milik Awang yang spot-nya berada dekat Pulau Bokor dan berjarak 15 menit dari Pulau Untung Jawa.
Di trip ini Darwisi menggunakan joran seadanya, karena semua peralatan pancingnya tinggal di Palembang. Peralatan yang ada baru dibeli sehari sebelum rencana trip ini, joran yang digunakan joran Wave Sold Impac SW562MS dan joran Techno Solid 180. Sedangkan ril yang dipakai Maguro Storm 5000 dan Swan 500 dan menggunakan tali PE Maguro Sakura 3,0 35 lbs.
Adapun umpan yang digunakan untuk mancing dasaran memakai udang hidup dan cumi dipotong-potong. Sedangkan untuk mancing cara koncer kami gunakan umpan hidup ikan selar dan ikan ekor kuning hidup.
“Sebenarnya tujuan mancing kami ini adalah fun fun saja, karena istri dan anak perempuan saya belum pernah mancing di laut. Sehingga kami hanya mancing dasaran saja. Namun melihat ABK dan Awang berhasil mancing konceran maka saya dan anak laki-laki saya pun ikut mancing cara konceran dengan umpan hidup,” ujar Darwisi kepada kabarmancing.com
Strike GT 25 kg
Menurut Kapten Awang ada 3 lokasi yang akan dituju, yaitu Rumpon Beca, Kapal Karam dan Karang. Kami pertama-tama memancing di spot Rumpon Beca dengan teknik bottom fishing atau mancing dasaran umpan udang hidup. Kami bergantian mulai menaikkan ikan-ikan ukuran kecil seperti ekor kuning, lencam dan como.
Kurang puas di spot pertama, Awang mengajak pindah ke spot berikutnya yaitu Kapal Karam. Kembali kami sekeluarga mancing dasaran umpan udang. Seperti di spot pertama masih menaikkan ikan-ikan ukuran kecil. Di spot kedua ini tiba-tiba diminta Awang kami menaikkan semua joran, ternyata ABK sedang bertarung dengan ikan. Tidak berapa lama ternyata salah satu ABK menaikkan ikan tenggiri ukuran sedang,
Tidak puas di lokasi spot ini kami pindah lagi ke spot ketiga yang menurut Awang dibawahnya terdapat karang. Nah, di lokasi inilah kami akhirnya bertarung dengan ikan GT (Giant trevally)
Ceritanya, kami dikagetkan saat mancing di spot ketiga di lokasi Karang. Tiba-tiba Awang meminta kami sekeluarga menaikkan semua joran. Ternyata salah satu ABK, pancing gulungannya disambar ikan. Kami semua tegang melihat pertarungan ABK dengan ikan yang menangkap umpannya. Terutama istri dan anak perempuan saya, karena ini pengalaman pertamanya melihat langsung serunya pertarungan menaikkan ikan.
Semua terfokus melihat pertarungan sengit antara ABK dengan ikan, seingat kami sudah 3 kali ABK itu pindah dari belakang kapal ke tengah kapal terus ke depan kapal mengikuti tali pancing yang ditarik ikan. Pancingan gulungan yang dipakai ABK sampai 3 kali harus disambung karena ikan tersebut menarik tali sampai jauh sekali.
Seluruh isi kapal bersemangat karena tarikannya kuat dan ikan sangat bandel dengan berputar-putar mengelilingi kapal sehingga pancing harus dibawa berputar-putar beberapa kali memutari kapal oleh si ABK. Sampai akhirnya ikan GT menyerah dan mulai nampak di permukaan air dengan warna keperakan.
Setelah mendekat, ikan berhasil dinaikkan keatas kapal dengan ganco. Pertarungan itu terasa lama sekali diperkirakan 35 menit lebih baru ikan naik ke kapal. Melihat ukuran GT yang dinaikkan besar, semua bersorak dan tidak sabar untuk mengambil foto bersama GT raksasa itu. Untuk keluarga sendiri ini merupakan pertama kalinya melihat ikan GT secara langsung apalagi yang sangat besar seperti itu, karena biasanya melihat di siaran-siaran mancing.
Ikan GT adalah salah satu ikan favorit dan biasanya didapat di laut-laut sebelah timur Indonesia seperti Papua, Bali dan Nusa Tenggara. Tidak di lautan yang begitu dekat dari Jakarta ini, walaupun yang mendapatkannya si ABK.
Ikan GT pertama pun diamankan, karena antusias dan penasaran, saya langsung melempar pancing dengan umpan ikan selar hidup, kali ini dengan joran lengkap. Tidak berapa lama kurang dari 5 menit umpan langsung disambar dan joran saya melengkung dan berderit-derit, tarikannya sangat menyenangkan. Ril tampak tidak sanggup mengimbangi kekuatan ikan yang menariknya sampai berbunyi nyaring.
Sama seperti ketika ABK membawa pancing memutari kapal, saya pun harus membawa pancing memutari kapal untuk menghindari tali nyangkut ke tali jangkar atau badan kapal karena ikan melawan hingga berputar-putar mengelilingi kapal, terutama ketika ikan masuk ke bawah kapal. Setelah 15 menit saya berhasil menaikkan ikan GT ukuran sedang. Ukurannya tidak sebesar GT pertama yang berukuran monster, tapi tarikannya sudah cukup membuat kesan yang sangat seru. Saya sangat puas karena ini kali pertama merasakan tarikan GT yang terkenal itu.
Setelah GT kedua, saya kembali melemparkan pancing, kali ini dengan umpan ikan ekor kuning karena ikan selar hidup sedang habis saat itu. Anak saya, Ekky, ikut melemparkan pancing. Jadi ada 2 pancing di bagian belakang kapal. Waktunya cukup lama sekitar 30 menit tidak ada tanda-tanda umpan dimakan ikan. Maka saya berniat mengecek salah satu pancing apakah si umpan masih hidup. Tiba-tiba ketika saya mulai menarik, umpan langsung disambar dan ujung joran membengkok tajam. Kami pun terkejut dan joran saya serahkan pada Ekky dan ia bertarung dengan ikan tersebut.
Tarikan ikan tampak kuat dari arah bengkoknya ujung joran. Bunyi ril yang kalah ditarik ikan juga terus nyaring. Untungnya kali ini ikan tidak berupaya mengelilingi kapal. Ketika Ekky mulai mengeluh tangannya sangat pegal, sepuluh menitan dia akhirnya berhasil menaikkan ikan GT ukuran kecil yang dapat diangkat setelah pertarungan sengit itu. Kejadian ini sekitar jam 8.00 pagi sampai jam 9.30 pagi, di lokasi spot ketiga daerah Karang tidak jauh dari Pulau Bokor. Wah….benar-benar seru dan mengasikkan.
Lebih jelasnya ada 3 GT yang kami berhasil kami pancing yakni, GT pertama 21 kg bertarung dengan ABK sekitar 35 menit mengelilingi kapal dan tanpa joran, GT kedua saya bertarung 15 menit dengan berat 5-6 kg dan GT ketiga, Ekky memerlukan waktu sekitar 10 menit dengan berat 3-4 kg.
Istri dan anak ikut mancing
Bagi saya dan anak saya yang paling terkesan saat pertarungan dengan GT adalah tarikan ikan yang bandel dan keharusan mengelilingi kapal berkali-kali pada kondisi terombang-ambing ombak untuk meladeni si GT yang cukup menyisakan kesan yang susah dilupakan. Pemandangan ikan GT yang muncul di permukaan juga menjadi kesan tersendiri karena ikan tersebut dianggap favorit oleh para pemancing profesional seperti di siaran televisi dan biasanya ditemukan di laut yang jauh.
Begitu juga reaksi istri dan anak saya di kapal ketika mendapatkan GT besar yang sangat terkesan dengan pengalaman pertamanya ini. Pengalaman naik kapal memancing ke laut sendiri adalah hal baru buat mereka. Mereka sangat menikmati perjalanan walaupun sedikit was-was karena takut mabuk laut dan ombak yang menerpa kapal sampai bergoyang. Ketika memancing, istri dan anak saya pun ikut memancing ikan-ikan dengan teknik mancing dasar yang sederhana, lumayan banyak mereka mendapat ikan kecil seperti kerapu.
Lucunya lagi, ketika bertarung dengan GT, istri saya merasa surprise karena tidak butuh waktu lama untuk umpan dimakan ikan. Ketika melihat sang ABK pertama kali bertarung, istri dan anak saya heran dengan tingkah ABK yang memutari kapal dengan pancing, kemudian mulai tegang dan was-was karena takut talinya putus dan ketika melihat ikan yang berukuran besar muncul samar-samar di permukaan mereka semakin tegang melihat ukuran ikan dibanding pancing dan tali yang tipis. Setelah ikan berhasil dinaikkan, istri dan anak saya terpesona dengan ukurannya yang “sebesar gajah”. Istri saya tidak menyangka kalau ternyata benar-benar ada ikan yang besar seperti itu untuk dipancing. Mereka pun antusias berfoto bersama si monster untuk dipamerkan ke teman-teman dan keluarga yang lain.
Begitu pula yang terjadi dengan saya, ketika saya bertarung dengan GT, istri dan anak kembali tegang, kembali takut tali putus. Walaupun berukuran tidak sebesar GT yang dilawan oleh ABK, tapi ketegangan dan serunya melihat saya bertarung dengan ikan GT sudah cukup untuk membuat mereka ketagihan dengan aktivitas memancing ke laut, yang dibayangan sebelumnya hanya duduk di tengah laut memancing tanpa perolehan yang menarik dan membosankan. Pertarungan GT ketiga yang dilakukan anak saya Ekky semakin mengukuhkan keinginan istri saya untuk kembali melakukan trip memancing berikutnya dan ingin ikut merasakan tarikan sang GT. Inilah menandai sebuah ketagihan.
Dari trip ini ikan yang kami dapatkan diantaranya ikan GT seberat 21 kg, 5 kg, dan 3 kg (Menurut Awang, 2 bulan yang lalu ada tamu yang berhasil menaikkan GT 47 kg di lokasi yang sama. Selain itu di lokasi ini terdapat ikan talang-talang dan ikan kuwe), tenggiri kecil, kerapu kecil, ekor kuning dan ikan selar. Jumlah total ikan yang didapat, 3 ekor GT, 1 tenggiri dan setengah boks ikan kecil-kecil
Puas dengan hasil yang didapat akhirnya kami kembali ke darat dengan perasaan senang dan puas. Saya dan keluarga pun berjanji akan kembali mancing di lain waktu di tempat yang sama.(rambe (seperti diceritakan oleh darwisi)
Related Posts
Trip SMR Bersama Team BOAT, Jelajahi Gosong Pasir & Gosong Sandal
Launching Jersey Mancing Mania Lover’s, Penutup Trip Sambut Ramadhan
Mata Pancing : Ikan Cetar di Perairan Wetar
‘Dengan Semangat Sumpah Pemuda’ Ma Omah Fishing Club Trip ke Krakatau
Mata Pancing : Mancing & Bertualang di Gili Labak Sumenep
Arif AminullahJuly 15, 2014 at 6:40 am
Kerennn…. Kalo nak mancing lagi lain waktu ajak aku wak, hehe
AdiOctober 7, 2015 at 7:56 am
Pak… bisa info nomor kaptennya Pak?
Georgiann LedfordSeptember 12, 2018 at 5:39 am
With thanks! Valuable information!