Kabarmancing.com, Depok – Hujan rintik-rintik sejak malam hingga pagi, mengguyur kawasan Depok dan sekitarnya. Pagi itu pukul 8, kabarmancing.com tiba di Setu Mahoni Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. UI yang dikenal sebagai kawasan hutan kota asri dan nyaman, dikenal pemancing banyak kumpulan setu.
Ya, sebelum dibangun UI dulunya rawa. Tahun 1986 UI berdiri, selanjutnya oleh pihak kampus dibuatlah setu-setu buatan yang fungsinya dilestarikan untuk resapan air dan pengendali banjir. Setu ini kemudian dipelihara dan dipertahankan keasliannya oleh UI.
Jika kita berada di sisi setu, udara sejuk dan bersih serta pemandangan indah akan dirasakan. Sebab itulah Kampus UI bertekad menjaga keberadaan dan fungsi setu sebagaimana mestinya dengan melakukan normalisasi pengerukan dan pembuatan setu baru serta melakukan pembersihan secara berkala.
Dari sekian setu yang ada, Setu Mahoni paling ramai didatangi pemancing. Ada 6 setu di UI, dari ke 6 tersebut diambil dari nama bunga dari kepanjangan “KAMPUS” yaitu Kenanga, Agathis, Mahoni, Puspa, Ulin dan Salam. Selain 6 setu masih ada 2 setu lagi yaitu satu danau kecil dan satu lagi tengah dibuat, namun belum dinamai.
Setu Mahoni ada di sebelah Utara dan Selatan kampus yang dibatasi jalan utama lingkar selatan (Sebelah timur FIB & PSI, sebelah Barat FE). Mahoni dibangun tahun 1996 dengan luas 45.000 m2. Airnya berwarna hijau kecoklatan mengalir tenang di antara Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ekonomi (FE), dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB).
Ikan-ikan di Mahoni sesekali menimbulkan riak air. Para pemancing disini mencari tempat di sisi setu untuk menuai rezeki atau sekadar memuaskan hobi sembari menunggu ikan-ikan menyambar umpan. Pemancing yang ingin mancing biasanya duduk di tepi setu yang banyak ranting untuk mengaitkan alat pancingnya. Bahkan, alat pancing yang dibawa berjumlah lebih dari satu.
Dari sekian pemancing ada beberapa diantaranya menggunakan piranti tegek. Sasaran mereka selain ikan nila, mujair juga ikan gabus. Saat kabarmancing.com melewati jembatan ‘Teksas’ alias jembatan Teknik Sastra yang melintasi Setu Mahoni sepanjang 50 meter, di bawah jembatan tampak permukaan perairan tidak terawat, keruh, dipenuhi oleh limbah domestik, dan tampak berbuih, yang diduga akibat aktivitas domestik masyarakat di sekitarnya. Sedangkan saluran airnya pun nampak kotor dan berbuih.
Namun di bawah jembatan inilah atau di saluran air mengalir, para pemancing berkumpul lengkap dengan peralatan mancingnya. Alasannya di saluran biasanya ikan-ikan kumpul. Tua dan muda berbaur jadi satu untuk mendapatkan hasil gaetan mereka.
Supri asal Kukusan, Depok mengaku, Mahoni dibanding setu lainnya di UI lebih ramai didatangi pemancing ketimbang setu lainnya. “Ikan disini banyak, dibanding setu lainnya, ukurannya macam-macam mulai dari dua jari hingga ukuran besar,” ungkapnya sambil serius mengamati pelampung.
Dengan menggunakan umpan lumut, umpan cacing hidup dan ulat, para pemancing menikmati kesejukan Mahoni. Adapun kedalaman Mahoni variatif, jika musim hujan bisa mencapai 3 meter di tengah dan satu meter lebih di sisi setu.
Saat berkeliling di pinggiran Mahoni, tampak beberapa pemancing berendam di tengah setu atau disebut ngoyor yang tidak begitu dalam. Berendamnya mereka untuk menggaet ikan-ikan yang ada di setu. “Kalau musim kemarau saat air surut banyak yang ngoyor,” lanjut Supri lagi.
Untung saja saat itu hujan sudah reda. Dengan antengnya mereka berendam sebatas pinggul di tengah setu yang tidak dalam. “ Mereka berendam berjam-jam mas,” ujar Anto yang tengah memasang umpan lumut di sisi setu. Anto mengatakan yang datang ke Mahoni pemancing jauh. Selain banyak ikan, lokasinya sejuk dan banyak ikan, apalagi umpannya murah meriah, itulah alasan pemancing jauh datang.
Ketika senja tiba, satu persatu para pemancing mengemasi perlengkapan mereka. Korang yang dibawa sudah terisi ikan dengan jumlah lumayan. Dengan menggunakan sepeda kayuh, motor dan jalan kaki mereka meninggalkan Mahoni untuk pulang menyantap ikan hasil tangkapan, dan kembali esok hari melanjutkan mancing di tempat sama.(rambe.foto:dok.kabarmancing.com)
Related Posts
Berkah Fishing 2 : Tersedia Kolam Harian, Kiloan, Galatama Mas & Galapung
Telaga DeJe : Dokter Pehobi Mancing, Punya Kolam C&R, Ada Hampala, RTC, Leopard, Tigerfish
Hinders’99 : Jadwal Lomba Seminggu 3 Kali, 54 Lapak Main 2 Joran
H. Hamid : Mancing Ikan Campur di Tambak, Jangan Lupa Bawa Kursi & Payung
Tahan Dulu : Galatama Big Fish C&R, Ada Lele, RTC, Patin Bule, Alligator & Belida
denyOctober 15, 2015 at 4:07 am
Sekarang sudah dilarang bo’ mancing di lingkungan UI. Sudah hampir 3 bulan gak ada aktivitas pemancing di seluruh wilayah UI, bahkan yang di tengah hutan UI pun tidak ada. Bagi yang nekat siap siap aja di usir dan di kejar kejar pake pentungan sama Marinir yang berpakaian preman. Sepertinya para pemancing dianggap sebagai pengganggu ketertiban
Jessi SalizzoniMay 23, 2018 at 7:05 am
Aw, this was a very nice post. In idea I want to put in writing like this moreover – taking time and precise effort to make an excellent article… however what can I say… I procrastinate alot and certainly not seem to get something done.