Mata Pancing MNCTV, Jeddah, Arab Saudi – Mata Pancing kali ini menghadirkan cerita trip mancing mengunjungi Tanah Arab tepatnya Kota Jeddah. Ya, Tim Mata Pancing yang berangkat ada Fandi, Yoga dan Winnie (Host Mata Pancing) yang akan mancing di sekitar Perairan Laut Merah. Mereka bertiga pun mempersiapkan diri sejak berangkat dari Jakarta agar trip berjalan sukses untuk menikmati sensasi strike di perairan yang terkenal sejak beberapa abad lampau.
Mancing kali ini akan menjelajah spot di sekitar Jazirah Arab, tepatnya Laut Merah, sebuah teluk di sebelah barat Jazirah Arab yang memisahkan Benua Afrika dan Asia. Namun sebelum menuju spot bersama teman-teman dari Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, kami mengunjungi salah satu pasar ikan di kota pelabuhan ini di dekat Pelabuhan Jeddah yaitu Pasar Induk Ikan Banglah Jeddah. Dari tempat ini warga Kota Jeddah bisa mendapatkan kebutuhan protein dari hasil laut dan semua hasil laut dari Laut Merah yang masih segar langsung ditampung disini. Di tempat ini pula para pembeli juga bisa memesan ikan untuk dibersihkan maupun diolah terlebih dahulu, sehingga tinggal disantap setelah sampai di rumah.
Setelah puas melihat berbagai aktivitas di Pasar Ikan Banglah, kami menuju Pelabuhan Jeddah. Ternyata teman-teman dari KJRI telah menunggu diatas kapal yang akan mengantarkan ke spot Laut Merah. Setelah sampai diatas kapal, teman-teman pemancing tampak tengah menyiapkan perlengkapan masing-masing untuk berburu ikan-ikan endemik di Perairan Laut Merah. Setelah semua persiapan selesai, kapal meninggalkan Pelabuhan Jeddah menuju ke tengah Laut Merah. Akhirnya perjalanan sekitar satu jam lamanya sampailah di spot pertama. Teman-teman pemancing yang sudah siap dengan joran langsung melemparkan umpannya.
Spot di Laut Merah terkenal dengan perairannya yang tenang. Selain itu karang-karang di tempat ini bisa hidup dan berkembang biak dengan sehat. Karang-karang ini menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan dasaran. Dengan teknik dasaran para pemancing lebih mudah berburu ikan-ikan yang lezat untuk di konsumsi ini.
Para pemancing pun tampak sibuk dengan joran masing-masing, mulai dari memasang umpan, melemparkan ke dasar laut hingga memainkan jorannya untuk menggoda ikan. Kemeriahan memancing di kawasan Laut Merah terus dilakukan. Laut yang menjadi salah satu bagian kisah sejarah Nabi Musa ini memiliki spot-spot potensial untuk berburu ikan-ikan karang.
Tak lama kemudian dari tengah kapal terdengar teriakan strike. Umpan Saiful berhasil disambar ikan yang kelaparan. Dengan sabar Saiful terus menggulung ril-nya untuk menaikkan ikan keatas kapal. Akhirnya seekor kerapu sukses landed diatas kapal. Ikan pun ditimbang untuk memastikan beratnya guna mendapatkan urutan di dalam perlombaan memancing ini.
Ada Kiwil & Ustadz Zacky Mirza
Laut merah sebenarnya sama dengan laut yang lain, warnanya tampak biru dan sebagian lagi tidak berwarna alias bening dan uniknya di lokasi ini terdapat banyak alang-alang dan ganggang. Di musim panas, air di kawasan ini terlihat kemerahan akibat pantulan warna dari alang-alang, ganggang dan ekosistem yang berada di bawahnya. Ya, sembari menikmati indahnya pemandangan Laut Merah, Winnie pun mencoba berbincang dengan teman-teman dari Indonesia.
Di antara pemancing itu ada Ustadz Zacky Mirza dan Kiwil (pelawak). Disela-sela bercanda dengan Kiwil, tiba-tiba umpannya disambar ikan. Kiwil mencoba menggulung ril-nya, namun sayang, ikan yang sudah ada di ujung hook-nya sukses meloloskan diri. Keberuntungan masih berpihak lagi pada Kiwil, umpannya kembali disambar ikan. Yesss…fish on. Komedian asal Betawi ini terus memainkan jorannya untuk segera menaikkan ikan keatas kapal dan akhirnya seekor ikan lencam babi sukses mendarat diatas kapal. Rekan-rekan pemancing lainnya tampak bersemangat untuk terus memainkan jorannya.
Dari samping kapal, terlihat ada yang strike. Ternyata Adi yang terus menggulung ril-nya untuk memaksa ikan naik ke permukaan. Namun setelah beberapa saat memainkan jorannya, sang ikan sukses melepaskan diri. “Mocel dehh..,” teriak Adi. Kemeriahan selanjutnya terjadinya double strike. Kiwil mencoba ikut membantu. “Ayoooo gulunggg terussss,” teriak Kiwil dan ia menyerah karena kehabisan tenaga. Joran diserahkan ke pemancing lainnya untuk meneruskan strike. Karena perlombaan sudah menjelang usai, senar pancing pun akhirnya di putus.
Dan kini saatnya penghitungan dan penentuan siapa menjadi pemenang pada perlombaan ini. Ya, di tempat ketiga diperoleh Dede dengan berat ikan 6,4 kg. posisi kedua milik Karim dengan perolehan ikan seberat 6,5 kg dan yang berhak menjadi juara pertama adalah Saiful dengan tangkapan seberat 7 kg.
Setelah puas menikmati suasana perlombaan mancing di Laut Merah, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Makanan pun sudah siap tersaji dan saatnya makan bersama. Berbagai makanan khas Timur Tengah tersaji di depan kami, sampai-sampai saya kebingungan mau makan yang mana dulu. Teman-teman yang mulai kelaparan nampak menyerbu makanan yang telah disediakan. Mata Pancing Yeesss.(tim mata pancing/foto:dok.mata pancing)
Related Posts
‘Kelab Sukan Memancing Tungku’ Berburu Black Bass di Sungai Manar, Sabah
Sambangi Kolam Kiloan Pa’Marn di Ramintra, Bangkok. Umpannya Roti
Sukses, Event Daiwa Fishing Competition 2015 di Pasir Ris Singapore
Serunya Mancing Pakai Kayak di Armand Bayou Nature Center, Texas, di Musim Panas (1)
Beragam Teknik Kayak Fishing yang Wajib Dipahami (2)
Adidas NMD New Camouflage Main Green WhiteJuly 12, 2018 at 12:55 am
I discovered your weblog web site on google and verify a couple of of your early posts. Proceed to maintain up the excellent operate. I just further up your RSS feed to my MSN News Reader. Searching for forward to reading more from you in a while!?
Lyla HearinSeptember 29, 2018 at 11:28 pm
With thanks! Valuable information!