Kabarmancing.com, Cikupa, Tangerang – Nama komunitasnya Doyan Mancing. Dari namanya saja kita bisa tahu siapa pun yang gabung pasti pemancing. Ya, Doyan Mancing sebuah komunitas di facebook, usianya baru beranjak satu tahun dan beranggotakan 378 orang. Grup tertutup ini telah enam kali mancing bareng (cingreng) sejak berdiri tahun lalu.
Minggu, 26 April 2015 dengan moto ‘Menuju Kebersamaan’ Doyan Mancing kumpul lagi dan kopi darat (kopdar). Karena lokasi cingreng selalu berbeda masih di kawasan Tangerang, mancing part 6 ini pilihan jatuh di pemancingan Bima Sakti, belakang Perumahan Citra Raya, Kampung Nalagati, Cikupa, Tangerang. “Ya lokasi mancing kami masih sekitaran Tangerang khususnya Banten, karena 80% anggota kami tinggal di Tangerang,” kata Hendy Kurniawan ketua pelaksana kepada kabarmancing.com yang diundang di acara tersebut.
Dalam keterangannya Hendy yang didampingi Gondes dan A’at pelaksana kegiatan, menambahkan, cingreng dalam rangka silahturahmi menyambut datangnya Bulan Ramadhan Juni mendatang. Ya, ada 24 orang ikut. Atas kesepakatan di forum, panitia menetapkan tiket Rp 100 ribu per orang agar bisa gabung di acara ini. Dari seratus ribu itu jelas Hendy peserta dapat snack, makan siang, jatah ikan 2 kg setiap lapak dan kopi gratis dari pemilik kolam. Juga ada ikan pita 24 ekor @ Rp 10 ribu per ekor. “Tidak ada pemenang ikan terberat, pemenangnya hanya satu orang yang berhasil mengangkat ikan rame terbanyak,” jelas Hendy.
Ada berbeda di cingreng ini, peserta tidak mencari ikan terberat tapi ikan rame ukuran sekilo tiga dan sekilo empat yang disebut kilo gebrus. “ Dari enam kali cingreng, 4 kali cingreng sistem kilo gebrus dan 2 kali ikan terberat,” terang Hendy dengan sistem main yang digunakan Doyan Mancing dengan jumlah ikan rame 48 kg. Ada dua sesi yang dimainkan. Sesi pertama lapak diundi dan sesi 2 diundi lagi.
Lomba sesi 1 yang dimulai jam 9 pagi sampai 12 siang, dilanjut sampai jam 4 sore di sesi 2 berjalan seru. Di akhir sesi 2 jumlah ikan dijumlahkan dengan sesi 1 dan prestasi paling terbanyak mendapatkan tropi dari panitia dan uang Rp 100 ribu dari pemilik Umpan Djempol, Kang Ito. “Pemenang dipilih satu orang untuk juara ikan paling banyak dan satu orang lagi dipilih yang tidak dapat ikan sama sekali alias boncos dan berhak dapat tropi bergambar bagong terbuat dari akrilik,” terang Hendy dan Gondes.
Karena itulah peserta dari pagi hingga akhir acara berlomba-lomba menggaet ikan, dan menghindari tropi bagong. Itulah hasil kreatifitas Doyan Mancing yang membuat event ini tidak monoton dan dijamin tertawa di akhir acara ketika peserta menerima tropi bagong.
Sementara itu, event ini pun didukung Umpan Djempol dan Essen Diva yang memberikan produknya ke setiap lapak dan sumbangan tambahan ikan rame 20 kg dari Kang Ito dan 4 kg dari pemilik kolam, Fazri. Total jumlah ikan 72 kg dan ada doorprize payung dan topi dari Essen Diva.
Tropi bagong diserahkan
Jika dilihat pemancingan Bima Sakti disekat jadi dua, satu untuk lomba dan satu lagi untuk harian. Ukurannya kecil dan kolam yang dipakai di event Doyan Mancing 13 x 15 meter. Saat lomba dimulai, satu persatu peserta mulai narik ikan. Namun ada pula belum narik ikan hingga berakhir sesi 1 jam 12 siang. Untuk lanjut ke sesi 2 peserta angkat joran dan makan siang, kemudian dilanjut lagi sesi 2. Peserta yang belum menggaet ikan di sesi satu mendapat tropi bagong sebanyak 5 orang dan didokumentasikan panitia. Tertawa pun bergema saat kelima orang ini gagal menarik ikan sama sekali saat penyerahan tropi bagong.
Sesi 2 lanjut dan diundi lagi lapaknya. Di saat perpindahan lapak ada 2 peserta belum membuahkan hasil sedangkan rekan-rekan lainnya sudah berhasil menarik ikan. Mau tidak mau peserta belum berhasil ini berusaha merubah strategi dengan mengganti umpan.
Di sesi 2 hujan lebat dan angin melanda kawasan Cikupa. Namun tidak mematahkan semangat mereka untuk stop mancing. Yang sudah dapat ikan merasa tenang karena terhindar dari tropi bagong. Bagaimana yang belum dapat, tentu menjadi momok menakutkan dan akan jadi bahan tertawaan rekan-rekan lainnya. Contohnya saja Hendy, ketua pelaksana, di sesi 2 belum juga strike dengan ikan, namun ia akhirnya tertolong dan berhasil menarik ikan pertamanya jam 2 siang lewat.
Waktu terus berjalan, ikan terbanyak atau prestasi masih dipegang Tedi lapak 01 dengan jumlah ikan 15 ekor begitu juga lapak 03, Kang Ito saling bekejaran dengan Tedi. Kang Ito berhasil mengumpulkan ikan 14 ekor. Selisih 1 ekor dari Tedi.
Pemberitahuan dari panitia waktu lomba akan usai menambah beban yang belum berhasil, namun apa daya tepat pukul empat sore cingreng Doyan Mancing usai. Dua orang peserta yang gagal mengangkat ikan akhirnya terkuak dari lapak 04 dan 24. Usai acara panitia mengumumkan dan memberikan tropi pemenang kepada Tedi juara prestasi terbanyak 15 ekor. “Ikan pita naik 17 ekor dari 24 ekor, tapi 7 ekor kami lelang jam 3 sore tadi,” tambah Hendy.
Selanjutnya inilah ditunggu-tunggu, tropi bagong mulai dibawa panitia menuju tempat penyerahan hadiah. Saat dibawa panitia dan diserahkan, sontak peserta lainnya tertawa lepas. Karena 2 rekan mereka boncos tidak dapat ikan sama sekali, Hendy menyerahkan kepada keduanya asal lapak 04 dan 24 yang menerima tropi bagong di sesi 2 sembari di foto panitia yang disaksikan rekan-rekan Doyan Mancing lainnya. Suasana pun semakin rame dengan guyonan.
Selanjutnya seluruh anggota Doyan Mancing foto bersama dengan background pemancingan Bima Sakti.(rambe/foto:dok.kabarmancing.com)
Related Posts
Mandiri Club Fishing : Latihan Mancing Bareng MCF Jelang Akhir Tahun
Daftar Perkumpulan / Klub Mancing di Indonesia
Mandiri Club Fishing : Halal Bihalal & Latihan Mancing Bareng MCF 2024 Vol. 1
Ngapax’s Angler : Mancing Bareng di Baywalk Mall Pluit
Bon Bar : Temu Mancing Silaturahmi Agustusan HUT RI Ke-78 di Cipinang Indah
No Responses