Mede DAM : Dua Tahun Eksperimen, 2010 Kebangkitan DAM Sampai Sekarang

Umpan Mede DAM siap pakai dari berbagai ukuran

Umpan Mede DAM siap pakai dari berbagai ukuran

Kabarmancing.com, Jakarta Barat – Mendengar nama umpan dari kacang mede, pemancing bawal pasti tahu. Umpan yang terbuat dari kacang mede sudah dikenal akrab di kalangan pemancing galatama bawal dengan merek DAM. Namanya cukup singkat namun bagi pemancing, umpan siap pakai ini cukup ampuh menjinakkan ikan bawal.

    Ya, di tangan Urip sang pemilik, umpan mede ini ia kelola jatuh bangun selama belasan tahun untuk mengenalkan ke pemancing apa saja kelebihannya itu. “Tidak mudah membangun usaha kalau kita tidak tekun dan fokus, jika fokus dan sabar peluang itu pasti ada di depan mata,” ungkapnya saat mengungkapkan rahasia keberhasilan mede DAM miliknya.

    Berkunjung ke tempat produksi DAM di kawasan Jakarta Barat banyak cerita yang diungkapkan Urip kepada kabarmancing.com mulai awal ia membangun dan mengolah kacang mede menjadi umpan galatama yang banyak dicari pemancing bawal.

Tumpukan kacang mede siap giling

Tumpukan kacang mede siap giling

    Ceritanya berawal di tahun 1999, dimana Urip seorang pemancing bawal sudah mulai menggunakan umpan dari bahan kacang mede yang diracik sendiri. Disinilah kata Urip mulai terkuak bahwa kacang mede yang digiling sampai halus disukai ikan bawal. Selanjutnya ia pun mulai bereksperimen dan menjelajah ke berbagai kolam pemancingan bawal di Jakarta kala itu yang jumlahnya masih sedikit untuk mencoba racikan-racikan umpan dari mede yang ia buat. Selama 2 tahun lamanya ia terus menerus eksperimen mencoba menemukan ramuan dan racikan yang pas. Dan akhirnya apa yang diharapkan Urip pun terwujud di 2002.

    Di tahun itulah Urip mulai serius menggarap peluang umpan mede dengan bermodalkan lima ratus ribu rupiah dan menjual produksi medenya ke para pemancing dengan merek DAM. Sedangkan DAM sendiri ujar Urip diambil dari nama anaknya yang bernama Adam. “Cara pembuatannnya simple kacang mede digiling dan dikasih racikan yang disukai bawal lalu dikemas. Waktu itu saya menggunakan kemasannya pakai plastik es mambo untuk jualan umpan medenya dengan harga jual dua puluh ribu,“ kenang Urip. Gayung pun bersambut, produk mede miliknya banyak diminati. “Satu hari kala itu bisa 20 kg sampai 30 kg laku,” terangnya dengan senang.

    Kemudian dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun mede DAM lambat laun bangkit mensejajarkan dengan merek umpan-umpan mancing ternama lainnya. Kebangkitan DAM diakui Urip di 2010 dimana umpan mede miliknya booming hingga produksinya meningkat tajam.

Umpan DAM 3

 

Luncurkan produk lainnya

    Dalam perbincangan itu Urip mengajak kabarmancing.com ke ruang produksi. Mesin penggiling umpan mede ia perlihatkan bagaimana cara menggiling yang baik dan benar, setelah itu ia kembali mengajak ke sebuah rumah yang juga tempat tinggalnya dan menyaksikan tumpukan kacang-kacang mede di dalam plastik siap giling serta menyaksikan pengemasan umpan ke dalam cup sebelum dikirim dan dipasarkan. Hingga sekarang aku Urip, DAM mampu memproduksi satu hari 250 kg mede dan sebulan sebanyak 7,5 ton. Bisa dibayangkan omset usaha ini perbulannya kurang dari tiga ratus juta rupiah. Luar biasa.

    Urip memberitahu, kemasan lama dari plastik es mambo seiring perkembangan waktu diganti dengan kemasan cup di 2006. Nah, kemasan cup inilah menjadi ciri khas Mede DAM dengan logo dan stiker bertuliskan Mede-Medeku Umpan Siap Pakai Produksi DAM Batavia yang disertai hologram dan tulisan DAM warna merah dengan aroma wangi.  

    “Sekarang penjualannya sudah merambah ke seluruh Indonesia, di toko-toko pancing ada dijual dan saya sudah punya 10 sales yang membantu penyebaran,” jelas Urip bangga. Dijelaskannya, bahwa Mede DAM ini terbagi 3 bentuk dari berbagai ukuran, ada 110 mg (ukuran kecil), 220 mg (ukuran sedang) dan 440 mg (ukuran besar). Ketiganya laku keras di pasaran di seluruh Indonesia dengan harga berbeda tentunya.

Biang susu

Biang susu

    Tampaknya Urip belum puas dengan apa yang sudah ia hasilkan dan bangun mulai dari nol hingga mendatangkan keuntungan besar, pasalnya ia seorang pemancing yang tahu betul keinginan pemancing bawal khususnya umpan. Melihat peluang itu Urip kembali memproduksi jenis umpan lainnya masih dengan nama DAM seperti Biang Susu dan Tepung Mede yang diluncurkan di 2013, Umpan Pelet Boom di 2015 dan pertengahan September 2015 lalu kembali Mede DAM diluncurkan dengan logo sama hanya membedakan warna tulisan DAM yang berwarna biru dengan aroma lebih gurih.

    Keberhasilan Urip membangun DAM terbukti sudah dan berimbas dengan banyaknya permintaan dukungan sponsor dari kolam-kolam pemancingan di seluruh Indonesia. Hal itu pun tidak membuat Urip sombong dan menolak serta mengabaikannya setiap ada permintaan sponsor, justru baginya sponsor itu bisa membantu promosi. Dukungan sponsor di luar kota yang sudah ia berikan datang dari Jogja, Medan, Bangka, Sulawesi dan kota-kota lainnya di Indonesia. Itulah sepak terjang Urip membangun usaha umpan mede dan tetap eksis sampai sekarang.

    Penasaran ingin tahu bagaimana kehebatan Mede DAM untuk bawal, silahkan coba. Umpan mede ini sudah dijual di toko-toko pancing dimana Anda tinggal dan dijamin ada.(rambe/foto/dok.kabarmancing.com)

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. farisNovember 27, 2017 at 11:40 pmReply

    ini alamat produksinya dimana pak?
    saya ingin berkunjung kesana,

    untuk praktek lapangan kampus sama teman2,,
    terimaksih

Leave a Reply