Kabarmancing.com, Jakarta – Memancing cumi memang memiliki keasyikkan tersendiri dibanding dengan yang lain, karena tentunya perlawanan pada saat mancing cumi berbeda dengan mancing ikan. Teknik yang biasa digunakan untuk mancing cumi adalah casting dengan menggunakan capela/udang-udangan atau bisa juga menggunakan umpan alami seperti ikan rinyau, tembang, selar atau pun udang.
Berita Terkait : Agar Aman Ngerobok Mancing Cumi di Malam Hari
Mengenal karakter target yang akan kita pancing, habitat tempat hidup dan kebiasaan makannya adalah mutlak diperlukan jika kita ingin sukses dalam memancing target yang kita cari. Berikut ini sedikit gambaran tentang mancing cumi/sotong :
Cumi / Sotong Karang (Semampar) :
- Habitat : Dasar laut (paling banyak) dan pertengahan air, kadang-kadang naik ke permukaan untuk berburu ikan atau udang yang menjadi makanannya.
- Karakter : Perlawanannya jika terpancing merupakan yang paling kuat diantara jenis yang lain, kadang terus melawan sampai saat akan diangkat dari permukaan air. Umumnya merupakan target utama pemancing cumi mengingat perlawanannya yang tidak gampang menyerah.
- Ukuran : Rata-rata yang biasa terpancing berukuran kurang dari 1 kg. Ukuran besarnya bisa mencapai 1,5 – 3 kg lebih tapi biasanya jarang, hanya pada musim-musim atau periode tertentu saja.
- Umpan : Segala jenis umpan alami yang biasa digunakan (udang, ikan kecil dan lain-lain) dan capela/udang-udangan.
- Teknik : Di casting menggunakan umpan alami+tusukan cumi dan biarkan tenggelam sampai dasar lalu tarik pelan-pelan sampai umpan dimakan. Jika menggunakan capela/udang-udangan, paling efektif dengan teknik yang agak interaktif (twitch & dart, single/double/triple stroke dan lain-lain) selain teknik standar/dasar (regular/continue retrieve).
Cumi / Sotong Jarum :
- Habitat : Permukaan (paling banyak) dan pertengahan air, jarang terdapat di dasar laut.
- Karakter : Dengan ukuran yang sebanding/sama dengan cumi karang perlawanannya hanya kuat saat awalnya saja, setelah itu cenderung pasrah seiring dengan gulungan senar oleh pemancing. Perlawanan baru terasa kuat untuk ukuran panjang badan 20 cm keatas, itu pun biasanya saat awal-awal saja. Merupakan umpan yang baik & umum digunakan untuk memancing ikan (dasaran/ngoncer).
- Ukuran : Rata-rata yang biasa terpancing berukuran kurang dari 0.5 kg/panjang kurang dari 30 cm. Untuk ukuran super diatas 30 cm biasanya terdapat di tengah laut dan paling banyak jika sudah masuk musimnya. Ukuran monster dengan berat diatas 3 kg biasanya sudah masuk kategori jenis Humbolt (cumi raksasa), banyak terdapat di perairan luar negeri.
- Umpan : Paling efektif dengan menggunakan umpan alami (ikan tembang/selar/platah/rinyau maupun udang) dengan tusukan cumi/stem/baited jig. Beberapa ada juga yang tertarik dan terpancing dengan menggunakan capela/udang-udangan.
- Teknik : Di casting menggunakan umpan alami+tusukan cumi. Jika menggunakan capela/udang-udangan, biasanya dengan memainkannya di area pertengahan sampai permukaan air, paling efektif dengan menggunakan teknik twitch & dart (zig-zag).
Cumi/Sotong Batu (Tempurung) :
- Habitat : Dasar laut, kadang naik ke pertengahan dan permukaan air untuk mencari umpan tapi jarang sekali.
- Karakter : Dengan ukuran yang sebanding/sama dengan cumi jenis lain perlawanannya termasuk yang paling lemah, hanya berat badannya saja yang membuat tarikannya jadi agak sedikit menghibur. Memiliki tempurung di badan/punggungnya yang keras seperti batu, biasanya tempurung yang sudah kering digunakan sebagai makanan alternatif/protein bagi burung perkutut.
- Ukuran : Rata-rata ukuran yang terpancing bisa mencapai berat 1 kg-an termasuk dengan berat tempurungnya. Untuk yang berukuran super 3 kg-an keatas lebih banyak diperoleh dengan cara diselam/tombak oleh nelayan, jarang yang terpancing dengan menggunakan umpan baik alami maupun capela.
- Umpan : Dengan umpan alami dan capela/udang-udangan.
- Teknik : Di casting menggunakan umpan alami+tusukan cumi dan biarkan tenggelam sampai dasar lalu tarik pelan-pelan sampai umpan dimakan. Jika menggunakan capela/udang-udangan, teknik single/twin/triple stroke lebih efektif untuk memikatnya karena gerakan capela yang turun naik di dasar laut mengikuti gerakan lamban cumi batu dalam mengejar umpan.
Gurita (Octopus) :
- Habitat : Biasanya terdapat di dasar laut.
- Karakter : Hampir sama dengan cumi batu, hanya berat badannya saja yang membuat tarikan menjadi lebih terasa, perlawanannya hampir tidak ada. Masih lebih baik cumi batu karena masih ada sedikit perlawanan. Merupakan salah satu umpan terbaik untuk mancing dengan teknik dasaran karena dagingnya yang alot. Cukup sulit untuk penanganan setelah terpancing karena tentakelnya yang menjulur kemana-mana dan bisa mencengkeram erat setiap benda yang terpegang.
- Ukuran : Rata-rata ukuran yang terpancing bisa mencapai berat 1 kg-an. Untuk yang berukuran super biasanya banyak terdapat di perairan laut dalam.
- Umpan : Dengan umpan alami dan capela/udang-udangan.
- Teknik : Di casting menggunakan umpan alami+tusukan cumi dan biarkan tenggelam sampai dasar lalu tarik pelan-pelan sampai umpan dimakan. Jika menggunakan capela/udang-udangan, teknik single/twin/triple stroke serta teknik twitch & dart di dasar dengan 3-5 kali retrieve cukup efektif untuk memikatnya. Selamat memancing cumi.(sumber:verry/foto dok:kompas.com)
Related Posts
Kabarmancing Channel : ‘Anak Sedeng feat Kusmanto Mancing Mania’ Ugal-Ugalan di Saung Ngendon
Info Produk : Ril Captain Gold Label ‘X-TRON’ Ball Bearing 9+1, Size 2000, 3000, 6000
Mabar ‘Anak Sedeng feat Kusmanto Mancing Mania’ Pecah & Ugal-Ugalan, Hantu Kecil Juara Induk 1
Kabarmancing Channel : Dokter Randhika Obrolin Telaga DeJe Bareng Angler Purwokerto
Ikutan Yuk, Event ‘Anak Sedeng feat Kusmanto Mancing Mania’ Tiket 1,2 Juta Free T-Shirt
No Responses