Kabarmancing.com, Jakarta – Kita sering membaca berbagai tulisan tentang ikan dan hewan yang diberi nama latin. Nama latin adalah nama ilmiah yang digunakan untuk mengingat bahwa ikan diberi nama sama di seluruh dunia. Tetapi apa tujuan pemberian nama tersebut ?
Pemberian nama suatu jenis ikan dimulai tahun 1758 oleh ilmuwan Swedia, Carollues Linnaeus dan terkenal dengan nama Binome. Sistem pemberian nama ini diperbaiki tahun 1843 dan mulai tahun tersebut sampai sekarang digunakan para ahli ikan untuk memberi nama jenis baru yang ditemukan, dengan beberapa perbaikan. Selanjutnya badan yang bertugas memberi nama ikan dan hewan lainnya dibentuk di Inggris dengan nama ICZN yaitu International Code of Zoological Nomenclature.
Dalam tata nama hewan, nama ilmiah selalu terdapat 2 kata, kata pertama nama genus (marga) dan kata berikutnya nama spesies (jenis). Nama marga mungkin terdapat lebih dari satu jenis, dan nama jenis ditempatkan setelah nama marga berdasarkan sifat-sifat khusus jenis tersebut seperti perbedaan morfologi atau persamaannya.
Nama ilmiah selalu ditulis miring dan huruf pertama nama marga selalu berhuruf besar, sedangkan nama jenis tidak berhuruf besar. Contoh nama ilmiah ikan tawes Barbonymus gonionotus jadi Barbonymus : nama marga (genus) dan diawali huruf besar kemudian gonionotus : nama jenis (spesies) tidak diawali huruf besar.
Nama ilmiah yang diusulkan oleh ahli biasanya mempunyai arti bagi ikan tersebut, bisa berupa bentuk tubuh, warna, daerah asal, penemu atau ciri khas ikan. Misalnya ikan mujair Oreochromis mossambiqus karena berasal dari Mossambiq di Afrika atau ikan wader Puntius binotatus artinya wader yang mempunyai 2 titik/ noktah di badannya (binotatus = 2 titik) atau ikan rainbow Sulawesi ada bernama ilmiah Telmaterina wahjui, karena ditemukan dan diusulkan Pak Wahyu, peneliti Indonesia.
Nama ilmiah menggunakan bahasa Latin karena bahasa ini sudah mati atau tidak digunakan lagi oleh berbagai bangsa sehingga bahasa tidak berkembang lagi. Coba bayangkan bila memakai bahasa yang hidup, maka nama ilmiah tentu juga akan berubah-ubah lagi karena hakekat bahasa adalah dinamis. Semua penggunaan bahasa ilmiah akhirnya harus dilatinkan. Misalnya nama spesies Wahju di-latinkan menjadi wahjui ada juga nama ikan menggunakan nama Pak Anton Saksono (ahli ikan hias Indonesia) dengan melatinkan namanya menjadi Saksonoi.
Dalam beberapa buku sering terdapat kata ilmiah sp dibelakang nama genus, misalnya terdapat ikan mirip wader, tetapi masih ragu jenisnya, maka hanya disebut Puntius sp, artinya ikan itu secara morfologi adalah wader dari genus (marga) puntius, tetapi belum detail sampai ke spesies.
Beberapa buku juga sering memuat nama orang yang mempublikasikan pertama kali dan tahun dipublikasikan, seperti misalnya Barbonymus gonionotus Linnaeus 1758. Artinya ikan ini pertama kali dikenalkan atau dipublikasikan Carolous linnaeus tahun 1758. Nama penemu dan tahun tidak ditulis miring seperti halnya nama ilmiah. Nama penemu dan tahun diterbitkan jarang digunakan kecuali untuk kepentingan aspek tata nama dan kepentingan sistematika.
Nama Internasional
Dalam dunia perdagangan baik sebagai ikan hias maupun sebagai komoditas konsumsi dan olahraga memancing, ikan selalu disebut dengan nama umum, nama dagang atau common name, nama yang biasa digunakan selain dalam ranah ilmiah.
Nama internasional sangat subyektif berdasarkan kebiasaan sebelum akhirnya menjadi nama internasional. Nama ini tidak selalu nama Inggris, kadang suatu nama daerah atau negara tertentu menjadi nama internasional karena sering disebut-sebut. Misalnya nama ikan Mojarras dari bahasa Amerika Tengah dan Selatan untuk menyebut ikan petek. Atau ikan mahi-mahi dari bahasa Hawai untuk ikan lemadang, selain disebut juga sebagai ikan dolphin fish.
Dalam dunia olahraga memancing ikan tawar sering disebut ikan mahseer, ikan dari marga tor ini dulu mempunyai nama ilmiah Labeobarbus. Terdapat lebih dari 20 jenis ikan mahseer di dunia. Di Indonesia, ternyata ikan ini dikenal sebagai ikan semah, kancra dan tambra. Nama internasional ikan mahseer berasal dari India, karena memang disinilah terdapat lebih 10 jenis ikan mahseer, sedangkan di Indonesia terdapat 4 jenis ikan mahseer, yaitu Tor tambra, Tor soro, Tor tambraides dan Tor duoronensis.
Demikian juga common name dari ikan kuwe adalah ikan GT atau Giant Trevally, karena ikan ini jenis ikan terbesar dari keluarga ikan jack dan pompanos (suku Carangidae). Nama ini sudah mendunia di kalangan pemancing sehingga lebih dikenal dibanding misalnya nama ikan kuwe itu sendiri.
Tidak ada aturan yang baku untuk memberi nama ikan secara internasional, asalkan sering disebut dalam dunia perdagangan maupun dalam dunia pemancingan maka akan menjadi nama yang biasa di kalangan internasional.
Nama Daerah
Nama daerah atau nama lokal digunakan untuk menyebut suatu nama ikan berdasarkan kebiasaan masing-masing daerah di Indonesia. Dalam kehidupan nyata, seorang pemancing di suatu daerah, misalnya di Kalimantan menyebut ikan gabus adalah haruan, sedangkan orang Jawa menyebut kutuk. Kalau ikan tersebut tidak dikenal di suatu daerah, maka akan kesulitan mendiskripsikan ikan hanya berdasar nama daerah, sehingga nama daerah hanya untuk memudahkan seorang mengingat nama ikan. Dengan adanya nama ilmiah dan nama internasional, ditambah panduan gambar, maka kesimpangsiuran jenis ikan akan teratasi.
Khusus untuk ikan hias, biasanya nama daerah memakai nama dagang dalam kebiasaan internasional, misalnya ikan oscar tetap mempunyai nama oscar, demikian juga ikan glass catfish, maka orang di Indonesia juga menyebutnya glass catfish, bukan diterjemahkan/ diartikan sebagai ikan kaca. Atau ikan dengan nama internasional Flying fox di daerah juga disebut ikan flying fox, bukan ikan serigala terbang.
Penggunaan nama daerah mempunyai kelemahan, karena banyak terjadi suatu jenis ikan di daerah A diberi nama sama dengan di daerah B padahal ternyata adalah jenis berbeda, misalnya nama ikan wader lalawak ternyata lebih dari 4 jenis ikan wader yang berbeda dengan nama sama.
Demikian pula nama ikan dari marga Tor, seperti Tor tambra di setiap daerah namanya beragam, sehingga membuat kita pusing sendiri, sebenarnya ikannya yang mana sih?. Coba bayangkan ikan ini diberi nama setidaknya menjadi ikan kancra, empurau, semah, sapan, gadis, sengkareng, jurung, ikan dewa, ikan lemak dan lainnya yang membuat kita sulit mengenalnya.
Saat ini sering terjadi perubahan nama ilmiah, misalnya nama ikan tawes yang dulu bernama ilmiah Puntius javanicus, sekarang menjadi Barbonymus gonionotus, atau nama ilmiah ikan mujair dari Tilapia Mossambica menjadi Oreochromis mossambica. Perubahan nama ilmiah ini disebabkan perubahan ide tentang hubungan jenis dan secara teknis (perubahan aturan pemberian nama). Dulu seringkali satu jenis ikan diberi nama yang beragam oleh beberapa ahli (disebabkan oleh perbedaan asal geografi, jenis kelamin yang berbeda, atau pengetahuan tentang ikan tertentu masih kurang).
Misalnya ikan gurame mempunyai klasifikasi sebagai berikut, Ordo (bangsa) : Perciformes, Famili (suku) : Osphronemidae, Sub Famili (sub suku) : Osphroneminae, Genus (marga) : Osphronemus, Spesies (Jenis) : goramy Nama ilmiah : Osphronemus goramy.(sumber:eko budi/foto:dok.kabarmancing.com)
Related Posts
Info Produk : Ril Captain Gold Label ‘X-TRON’ Ball Bearing 9+1, Size 2000, 3000, 6000
Mabar ‘Anak Sedeng feat Kusmanto Mancing Mania’ Pecah & Ugal-Ugalan, Hantu Kecil Juara Induk 1
Kabarmancing Channel : Dokter Randhika Obrolin Telaga DeJe Bareng Angler Purwokerto
Ikutan Yuk, Event ‘Anak Sedeng feat Kusmanto Mancing Mania’ Tiket 1,2 Juta Free T-Shirt
Ayam Jago Gelar Event Mancing Ikan Mas 42 Lapak, Tiket 80 Ribu, Daftar Yuk…
No Responses