Kabarmancing.com, Gombong, Jawa Tengah – Sebagai aktivitas yang rekreatif, mancing mempunyai sisi lain yang menarik yaitu humor. Humor tak bisa lepas dari manusia sebagai penggiat olahraga yang mempunyai nilai tambah ini. Siapa pun tidak memungkiri nilai tambah olahraga mancing adalah perolehan ikan yang disamping mempunyai nilai spiritual berupa kepuasan batin pemancing, juga nilai ekonomis.
Betapa tidak seorang teman berhasil mengangkat seekor kakap seberat 5 kg, kemudian menyerahkan kepada “penadah” pemilik warung di pantai. Dengan “price list” dipatok Rp 20 ribu per kg dia mengantongi Rp 100 ribu. Dan pemilik warung yang pandai masak memutarnya kembali ke “pasar” berupa ikan goreng, asem manis atau rica-rica. Dan yang menyantapnya juga para pemancing atau pengunjung lainnya.
Kita para pemancing yang tidak terorganisir dalam paguyuban atau semacamnya ada sekitar tiga puluh orang. Jumlah ini meningkat tajam tatkala berita kakap lagi ramai atau pokan (ekor kuning) lagi galak. Berita semacam ini cepat sekali menyebar sehingga kita tersenyum geleng-geleng kepala melihat banyaknya pemancing berderet di bibir pantai mencapai angka lima puluhan.
Kembali pada “pokok pembahasan”. Ceritanya, ada kawan seorang Insinyur Sipil sepertinya tidak tertarik untuk bekerja sesuai latar belakang pendidikannya. Ia lebih senang “any time” bisa mancing, tapi kita semua maklum dia diwarisi orang tuanya sebuah toko. Sedang adiknya yang mempunyai hobi yang sama juga memperoleh sebuah toko. Sang kakak ini kalau kita lagi kumpul-kumpul di warung begitu dia datang kita menyambutnya “Wah ini dia team action” datang.
Orangnya yang lucu, mempunyai motto “Mancing ora ulih ora papa (mancing nggak dapet nggak apa-apa) yang penting action-nya” Ya dia memang lebih mementingkan penampilannya seperti welasan mahal, spinning mahal. Dia puas kalau pemancing lain terkesima melihat peralatan pancingnya. Bahkan dia mempunyai sepatu khusus mancing buatan Australia tapi agak malu memakainya karena terlalu “action” katanya, juga belati asal Tibet yang bentuknya seperti rencong. Semuanya dibeli cuma untuk melengkapi dirinya sebagai team action!.
Ada lagi teman yang seorang pemancing kawakan yang kini usianya 76 tahun. Beliau seorang mantan Kepala Sekolah SD Waja di wilayah Kebumen, Jawa Tengah. Fisiknya yang sedikit kurus tinggi, kulit terbakar matahari menularkan pengalamannya kalau kena sinar matahari terus-terusan membuat badan jadi sehat dan kuat. Dasar hobi mancing ketemu anak buahnya yang jadi guru bawahannya “berikrar”. Kamu mau masuk jam berapa, jam delapan, sembilan atau tidak masuk nggak apa-apa, yang penting kalau ujian nanti ada yang lulus!”
Ya sebelum dia, Pak Parno, menjadi kepala sekolah disitu, prestasi sekolah itu jeblok, tidak pernah ada yang lulus. Maklum SD di daerah terpencil bertahun-tahun tidak ada seorang pun muridnya yang lulus. Pernah pada jam sekolah Pak Parno didekati guru bawahannya yang mempunyai hobi berat mancing, ras-rasan dalam bahasa Gombong yang khas itu “Kepriye pak, krungu-krungu Karang Bolong siki lagi rame…pengin po ra?“ (Gimana pak katanya Karang Bolong lagi rame.. pengin nggak). “Dadi! (oke)” jawab pak kasek tanpa basa basi. Keduanya langsung melesat pulang, padahal baru jam sembilan pagi.!
Wah, kalau kepala sekolah kayak begini semua bisa rusak dunia pendidikan kita. Ternyata tidak demikian, begitu dipegang Pak Parno dengan motto “Bebas Bersyarat”, mancing ya mancing tapi harus ada yang lulus! Dan sampai Pak Parno pensiun prestasi sekolah itu pernah menduduki rangking ke 2 dalam kelulusannya. Bukan main ! Ketika saya tanya rahasianya dia jawab “Yang penting guru diberi kebebasan seluas-luasnya tapi diberi tanggung jawab! Kita kepala sekolah kan cuma manajemen saja.” Wah jadi ingat MBO, Management By Objective kiat Sales Operation saja.!
Lain cerita adalah seorang teman dapat SMS kalau rekannya dapat pokan (ekor kuning) 20 kg. Ah nggak mungkin, katanya, karena dia tahu betul kualitas peralatan pancing rekannya termasuk diameter senarnya. Dia langsung ke TKP tapi ikannya sudah dibawa ke warung. Kata pemilik warung betul beratnya sekitar 20 kg. Ah ini pasti ikan meriang, jenis ikan ini 6 kg saja kuatnya bukan main. Dugaannya benar, ketika ikan itu dipotong ternyata di tenggorokan maupun di perut ikan itu terdapat beberapa mata kail. Jadi ikan itu ikan sakit kalau untuk bergerak apalagi yang memerlukan tenaga besar “onderdilnya” sakit, mungkin nyeri..he..he..he….
Suatu kali saya mancing dekat orang yang tidak begitu saya kenal. Mereka asik ngobrol sendiri, saya mendengarkan saja. Akhirnya saya tidak tahan dan nimbrung juga “Maaf pak, kok lainnya pada pakai jaket pakai topi, bapak hanya pakai singlet saja?” Dia cuma tersenyum, yang jawab malah temannya, “Weh kalau ini tidak takut panas pak, tapi panasnya yang takut sama dia. Coba sampe item begitu, yang putih cuma kaos dan telapak tangannya saja!” ha..ha..ha…..!
Memang orang itu kelihatan item benar, saya saja paling takut sama panas, dua minggu baru pulih kalau kepanasan. Orangnya yang periang sepertinya enjoy saja dengan ledekan temannya, bahkan dia berkomentar, “Orang istri saya saja kesebelan pernah bilang, daripada kamu tiap hari mancing jauh-jauh, KTP mu pindah Karang Bolong saja!” katanya sambil mengusap lengannya yang hitam legam dan betul cuma telapak tangannya saja yang putih.(bambang sugeng-gombong/foto:dok.kabarmancing.com)
Related Posts
Info Produk : Ril Captain Gold Label ‘X-TRON’ Ball Bearing 9+1, Size 2000, 3000, 6000
Mabar ‘Anak Sedeng feat Kusmanto Mancing Mania’ Pecah & Ugal-Ugalan, Hantu Kecil Juara Induk 1
Kabarmancing Channel : Dokter Randhika Obrolin Telaga DeJe Bareng Angler Purwokerto
Ikutan Yuk, Event ‘Anak Sedeng feat Kusmanto Mancing Mania’ Tiket 1,2 Juta Free T-Shirt
Ayam Jago Gelar Event Mancing Ikan Mas 42 Lapak, Tiket 80 Ribu, Daftar Yuk…
No Responses